Sharing Pangeran Siahaan (Unedited Version)

Asumsi.co dan box to box

sukses di internet. saya mau membatasi hits. dapet penonton dan pembaca yang paling optimal. salah satu produk asumsi namanya asumsi distrik. senggol bacok di priok. kenapa kita buat kaya gini? di sinilah angle dan framing yang selalu diambil oleh asumsi. angle pertama apa yang audiens mau. angle kedua audiens mau tapi mereka ngga tau. bisa menarik tapi ngga semua orang berani membuatnya. mungkin bukan soal intinya atau pesannya tapi kemasannya. Senggol bacok itu benar2 menggambarkan. ini pengaryh banget. untuk masalah produksi itu satu hal. di sisi lain itu bagaimana mengemasnya.

Asumsi flash. basically video-video pendek. yang buat kaya gini itu banyak. tapi kenapa ada yang nonton cuman 600 tapi juga ada banyak. bukan masalah format, siapa yang bikin. tapi yang penting angle yang diambil. kemarin bikin debt collector. gimana kehidupan para debt collector. kim jong un mati ini ngga makai buat video sama sekali. bukan apa amsalah cara produksinya tapi gimana pilih angle, topik. memasak dan menjahit sendiri. skill untuk menggabungkan narasi2 ini udah paham. bukan cara memasak tapi mau memasak apa. mengenali apa yang diinginkan oleh audiens itu penting. walaupun ngga selalu nurutin apa mau audiens. ada titik kesetimbangan antara apa yang audiens mau dan apa yang kita mau kasih. Click bait kalo sesuai itu boleh kalo ngga ya beda.

#1 kenapa bikin manajemen podcast? membawahi 18 podcast individu. bukan manajemen tapi jaringan kita partner.

kenapa kita bikin jaringan? di amerika udah lama tapi di indo baru 2016 booming. kenapa ingin banyak podcast? karena mustahil untuk bergerak dengan 1-2 topik. caranya adalah reach banyak audiens. prinsipnya asumsi. kita tahu audiens maunya apa. model bisnisnya podcast itu gimana? model bisnisnya sama kok. antara jualan ke audiens atau jualan audiensnya ke orang lain. iklan, placement dan lain2. gimana market will-nya. podcast itu on advertisement. bisnis media itu jualan orang yang mengkonsumsi media anda. yang paling penting orangnya itu. kita jual ke third party. tergantung bisnis owner aja gimana memaksimalkan audiens masing-masing.

#2 bagaimana cara tau audiens
paling primitive cek google trend. kaya audiens itu bener2 bikin behavior analysis. kalo topiknya sama gimana cara pendekatan.

#3 gimana menentukan news value
news value itu ngga bisa dikompromikan. kalo belajra jurnalistik di sekolah kudunya udah tau. kalo ngomong kompromi yang paling jadi polemik itu soal framing. bahwa akan dengan sangat gampang tergoda dalam framing negatif karena selalu lebih menarik. pada saat framing negatif itu ngga harus julid. gimana masalah pembingkaiannya. di ruang redaksi berantemnya di sana.

#4 kalo media lokal gitu gimana? biar cepet viral
soal virality ini , gue sih percaya itu ngga ada caranya. jadi banyak faktor yang kira-kira berperan. satu acuan yang dipake adalah tentang jonatan. dia kepo mescientify virality. itulah pertanyaan dia pas buat buzzfed. dia akhirnya nemu caranya tapi ngga mutlak 100%. bisa diformulasikan. ada banyak sekali variabel. atau ada tendensi bahwa konten2 hewan itu engangementnya lebih tinggi. cuman belum tentu juga. timingnya, siapa social circle terdekat yang membuat itu bersirkulasi. bukan perkara pembuatannya bagaimana.

#5 apa sih perspektif yang mau diinginkan indonesia
kalo soal podcast. semakin niche podcast itu semakin bagus.masalah soal value menarik masing2 podcast. harus bedain pembikin podcast udah jadi seleb atau orang biasa. pertama, tinggan converting. gimana kalo biasanya orang biasa? seberapa berbeda, mendalam, menarik. soal menarik, itu bukan hanya soal kontennyta tapi juga soal personality pembuatnya. ngomongin orang hidup di luar itu menarik, masalahnya orang yang diceritain itu bagus ngga? tingkat menariknya podcast itu based on personality. ga ada yang sukses ketika personalitynya ngga tergambar secara solid di podcast mereka.

#6 sejak kapan pingin punya media sendiri? kenapa bikin asumsi
kita memulai dengan apa yang paling kita mulai. MVP apa yang udah ready dikasih ke market. pas 2015 channel youtube gosip. pada saat yang tepat 2 jam berubah jadi asumsi. bukan tiba-tiba berubah tapi emang rencana dan dimulai dari mvp.

#7 cara ngembangin audiens itu gimana?
betul, pada membuat media pertama kali udah punya fanbase sendiri. gimana membangun audiens dari masing-masing orang. berbagai macam personality sleebgram. ada yang lucu ada yang berwawasan, ada yang ganteng, ada yang cantik. kira-kira dari diri kita apa yang jadi point of interest. dia udah punya terus diconvert. apakah sudah direncanakan? prosesnya emang lama 10 tahun bro. ga gampang

#8 pernah buat sesuatu yang gagal ga?
dalam konteks bisnis pasti pernah gagal. dulu pertama kali buat media pas 2012 punya medi anamanya bolatotal. 2,5 tahun berhenti proses. untuk running media, content making itu cuman 30% soal content creation. how to sustain teh business, gimana caranya bertumbuh. pas masuk intinya buat kontent bagus bakal gede --> ini mah ngga akan sukses.

#9  podcast favorit apa?
podcast serial --> podcast itu bahan serius. isinya rekrontruksi kasus pembunuhan di amerika 20 tahun lalu. dari situ merasa podcast ngga cuman ngobrol tapi. jim lead media. role modelnya box2box. the ringer. kalo secara konten, konteks itu sanagt relate sama dia. orang2 yang suka olahraga itu juga suka lainnya. yang selalu suka sama topiknya itu boxout dan asumsi bersuara dan podcastnya anya karena itu anya geraldine.

#10 bagaimana membranding ornag lain
masalah membuat planning dan proyeksi itu bukan berarti semuanya harus tercapai. Tapi yang penting lu tau lu mau ke mana. asumsi mau ke multiplatform media. mau memperbanyak audiens. banyak hal di inovasi teknologi media.

#11 media intenet bakal sampai kapan sih?
ga ada romantisme media sih, just follow teh audience

#12  gimana sih car abuat konten yang berkualitas ?
barang yang bagus itu pasti butuh waktu yang ngga bentar. dari pengalaman antara waktu yang dialokasikan untuk ngerjain dan kualitasnya itu berbanding lurus.

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search